Awal
memutuskan makan di sini, karena waktu jam kerja, teman ada yang beli bakso
jawir, dan menggiurkan banget pas lihat baksonya dibelah dan bertaburan daging
di dalamnya. Berhubung karnivora pecinta daging sejati jadi setelah tanya-tanya tempatnya, jadilah menyusun rencana untuk
ke sana dengan Emir dan Papahnya. Berhubung badan juga greges-greges, eneg,
plus males masak hihi. Jadi jajan dulu kita..
Agak
kaget ternyata tempatnya semacam kedai atau resto kecil, awalnya aku pikir semacam
kedai bakso biasa. Jadi ya liat harganya ya sesuai harga resto gitu ya, lumayan
mahal untuk sekadar iseng makan baso.
Baksonya
memang kelihatan menggoda, rasanya juga enak, terasa dagingnya, sayang kuah kita
berdua terlalu asin. Kalau punya suami setelah diracik, tambah sambel, ini itu
katanya sih asinnya sudah berkurang. Berhubung aku makan berdua Emir jadi ya ga
bisa tambah macam-macam. Nah, setelah Emir kenyang, baru deh bisa tambah ini
itu, tapi kok ya sampai suapan terakhir punyaku masih tetap terlalu asin ya. Jadi
ya sayang aja untuk kesan pertamaku ke sana dan sampai sekarang belum ada
angan-angan untuk kembali lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar